Senin, 19 Januari 2009

Rekam Jejak Perjalanan ke Lampung III

Perjalanan Ketiga 15-17 Januari 2009

Jum’at, 16 Januari 2009

Sepenggal perjalanan di Lampung
Dengan adanya keputusan MK mengenai suara terbanyak dalam pemilu membuat konstalasi sosial politik Indonesia sedikit berguncang. Seperti yang saya alami hari ini. Kesimpangsiuran informasi dan tidak tertata rapihnya koordinasi partai membuat banyak hal menjadi abu-abu dan tidak pasti. Partai ini sedikit bergemuruh. Wajar memang. Mengingat tentunya banyak kepentingan ikut terpengaruh akibat keadaan ini.

Sebagai seorang peneliti politik, saya melihat keputusan MK ini mendatangkan dua konsekuensi, positif dan negative. Konsekuensi positif ini dapat dilihat dengan diangkatnya kedudukan pemilih sebagai bandul penentu keterpilihan anggota dewan. Siapa yang paling banyak dikenal dan disenangi rakyat, maka dialah yang terpilih. Namun negative-nya adalah kemungkinan terbukanya money politic semakin luas. Sebab orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkan suara pemilih sebanyak-banyaknya dengan mekanisme apapun, halal ataupun haram. Dan hal yang termudah –mengingat pemilih Indonesia kebanyakan adalah pemilih tradisional- adalah dengan cara money politic. Selain itu, kemungkinan seorang public figure untuk terpilih jauh lebih besar ketimbang akademisi-akademisi brilian yang ditempatkan partai untuk mengkonsepsikan UU nantinya di legislative, mengingat popularitas public figure jauh lebih besar, sehingga tingkat elektabilitasnya pun akan lebih besar pula. Tapi yang jelas keadaan ini memang membuat konstalasi politik sedikit berguncang.

Oya, tentang perjalanan ke Lampung hari ini, saya mendapatkan sebuah perjalanan berharga. Ya… saya semakin percaya bahwa Alloh tidak tunduk pada teorema dan postulat manapun. Kehendak Alloh bukanlah variabel linear yang dapat diterjemahkan. Juga tidak seperti siklus air, yang bilamana air menguap menuju awan dan kemudian terjadi kondensasi, maka akan terbentuk hujan. Terkadang kehendak Alloh seperti hujan turun yang kemudian diikuti dengan sinar matahari di kesudahannya, sehingga terbentuklah pelangi sebagai ending dari kesemuanya. Namun bahkan kehendak Alloh seperti gerimis yang datang di pagi hari, dan diikuti dengan hujan deras di siang hari. Namun, apapun kehendak-Nya, tapi yang jelas itu indah.

Dan dengan kondisi apapun itu, yang jelas saya tahu tahu, dengan kehendak itulah Alloh menginginkan kita mekar dan tumbuh. Idealnya memang bunga cantik akan mekar dengan indah lewat alam sejuk dan bersahabat, dengan komposisi terik matahari dan deras hujan yang seimbang.

Namun bukan berarti ia tidak mampu mekar dan merekah di tengah panas terik ataupun deras hujan. Sebab dalam keadaan apapun itu, sebuah bunga harus tetap merekah. Tidak bisa tidak. Itu sebuah keharusan, postulat yang pasti.


Sabtu, 17 Januari 2009

Pada awalnya kami merencanakan akan pulang pada tanggal 26 Januari 2009, namun karena sesuatu hal kami harus pulang lebih cepat.

Dalam perjalanan dari satu desa ke desa lain, ataupun dari satu daerah ke daerah lain, selalu saja ada cerita-cerita menarik dari ibu baik hati. Sungguhan. Yang tentunya banyak hikmah yang terkandung di baliknya.

Kisah tentang Pernikahan

Ada banyak konsepsi ideal tentang pernikahan. Idelanya seorang suami adalah yang ber-…., ber-…., ber-….. Begitupula dengan seorang isteri, ada banyak konsepsi keideal-an yang banyak kita ciptakan. Ada berbagai teori keidealan yang diciptakan untuk menghasilkan hubungan yang harmonis. Tapi pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa, tidak ada teori manapun yang benar-benar ‘benar’ mengenai konsep ideal pernikahan. Dalam perjalanan saya ke Lampung ini, saya diperlihatkan dengan berbagai kondisi pasangan suami isteri yang seharusnya tidak ideal, namun ternyata tetap mampu mendatangkan harmoni keharmonisan. Ada pasangan yang saya saksikan sendiri, mulai dari bangun tidur, hingga di malam hari akan tidur selalu berdebat, beradu argumen. Intinya bertengkar terus, tapi ternyata, keadaan itulah yang melahirkan cinta, yang membuat pernikahannya terus terjalin hingga usia mereka yang renta saat ini. Ya… justru dengan itulah lahir cinta. Persamaan diantara mereka, dengan sifat pasangan yang sama itulah yang menguatkan. Inilah konsepsi dimana persamaan menghadirkan kekuatan.

Atau ada sepasang suami isteri yang memiliki sifat yang sangat bersebrangan, satu A dan lainnya Z. Satu seperti angkasa, dan satunya seperti bumi. Tidak ada yang dapat menyatukan. Namun nyatanya, keluarga yang terbentuk adalah keluarga yang harmonis. Meskipun terkadang terjadi letupan di sana-sini. Namun, memang, perbedaan ada untuk saling melengkapi.

Jadi pada intinya, dengan apapun dan dengan kondisi manapun kita ditakdirkan hidup dengan seseorang, maka apakah berakhir bahagia atau tidak, adalah tergantung bagaimana perjuangan kita untuk menciptakan kebahagiaan itu. Untuk mewujudkan bahwa persamaan yang ada itu akan menguatkan, dan perbedaan yang hadir untuk saling melengkapi.
Terima kasih ibu baik hati, untuk kisah ini. Ada banyak konsepsi tentang pernikahan yang berubah dalam kepala saya. Benar-benar berubah. Saya sadar, bahwa dibalik makanan yang lezat ada koki yang hebat. Dan kelezatannya bukan terletak pada bahan-bahan dasar makanan, tetapi justru keahlian yang koki untuk menciptakan komposisi-komposisi racikan yang sempurna, sehingga terhidanglah makanan yang lezat sedemikian rupa. So, it depend on us!


Nama Mobil

Nabi memiliki kebiasaan untuk menamai tidak hanya binatang, namun juga benda-benda-nya. Saya juga kurang tahu apa alasan pastinya, namun mungkin ditujukan agar tercipta ikatan hati antara si pemilik dan benda. Hehehe… biar romatis juga mungkin ya.

Maka kemudian atas dasar kisah ini, ibu baik hati menyuruh saya memberikan nama pada mobilnya. Hehehe, lucu juga. Apa ya namanya… saya sedikit bingung juga saat itu. Hyundai Accent berwarna hitam. Apa ya namanya ya… yang romantis, biar tercipta ikatan hati…. Aha… saya punya ide : luvly black… seperti nama blog ini, mirip siy. Jdi bisa disingkat, LuBi… Hihihi, lucu juga.


Perhatian : SUARA KEMPES BAN MOBIL ANDA TIDAK MUNGKIN TERDENGAR DARI DALAM

Saya tampaknya harus mengingat benar-benar hal di atas. Dalam perjalanan pulang dari lampung kemarin ada cerita lucu. Setelah kapal mendarat, kami segera meluncur menuju Jakarta. Ya… sebagaimana kondisi jalanan yang ada di Indonesia (gak Cuma di Jakarta ternayata), banyaknya jalanan yang bolong-bolong membuat kami harus berjalan dengan pelan-pelan, ditambah dengan kondisi penerangan yang seadanya, komplit-lah sudah. Namun ada sebuah lubang yang ternyata cukup besar, yang terpaksa harus kami lewati, dan untungnya si Lubi tidak tersangkut, meskipun bunyi dentuman ban mobil yang menghantam lubang terdengar keras.

Tapi setelah itu ada suara seperti ban kempes… pesssss….pesssss….. (hehe, gatau gimana cara mendeskripsikannya dalam kata-kata). Kontan ibu dan saya jadi kaget. “Kempes ya bu? coba kita periksa dulu sebelum masuk tol”, kata saya, “kayaknya di sebelah kanan deh bu”. Si ibu lantas memeriksa sebelah kanan. Ketika ibu memeriksa ban sebelah kanan, dan saya masih di dalam mobil, saya masih mendengar suara yang sama. “Ga ada yang bocor”, kata si ibu. “Tapi pas ibu ngecek keluar, saya masih denger bu”. Saya jadi curiga, jangan-jangan ada binatang di dalam mobil, mungkin ular, atau kodok kejepit. Saya dan ibu akhirnya berdo’a-do’a. Setelah mendengar suara yang sama lagi, akhirnya kami memutuskan untuk membawa ke tukang tambal ban.

Ternyata si abang tukang tambal ban juga memiliki asumsi yang sama. Tidak ada kebocoran. Masih sedikit meragu dan lega juga, akhirnya kami berangkat. Namun, belum sampai pintu tol, suara yang sama kembali terdengar. “Tuh bu… denger kan suaranya?” saya mencoba meyakinkan diri saya dengan bertanya pada ibu baik hati. “Apa mau di cek lagi ni, sebelum kita masuk tol”. Bunyi yang sama kembali terdengar, namun saya jadi sedikit curiga. Karena suara tersebut sepertinya berasal dari sebelah kanan saya. Dan oalahhhh…. Ternyata bunyi itu berasal dari jus sirsak di dalam botol yang sepertinya mengembang, gat au karena apa, mungkin kepanasan ketika di kapal. Hahaha, pantes aja… Jadi karena mengembang dan kepenuhan, si jus berusaha keluar dari botol, jadi deh bunyinya kayak gitu…. Hahaha, saya dan ibu baik hati jadinya cuma bisa ketawa-tawa…
Jadi, bila dari dalam mobil anda terdengar suara ban kempes, maka pastikanlah bahwa tidak ada jus sirsak di dalam mobil anda :)

Tentang Kesenduan

Sepulang dari perjalanan kedua dari Lampung, seorang saudari saya meng-sms saya

“Fit, malam ini gw merasa sedih banget. Ada banyak hal yang terjadi yang membuat diri gw terluka. Tapi gw ga bisa bilang itu apa. Gw tahu saatnya pasti tiba. Tapi gw takut… Takut nerima semua itu… Ya Allh”
(12 Januari 2009, 00:57)

Saya bingung harus bilang apa. Karena saya tahu, dia hanya butuh untuk mencurahkan perasaannya bahwa ia sedang bersedih. Itu saja. Tanpa perlu saya berkomentar apapun, atau memberikan nasihat. Saya tahu, ia hanya perlu memberi tahu bahwa ia bersedih. Perasaan saya saat ini seolah-olah seperti Ronan Keating dalam “When you say nothing at all”, dalam konteks saya memahami sendunya dalam kediamannya, bukan hal yang lain dalam lagu tersebut.

Akhirnya, setelah membuat janji untuk bertemu dengannya, saya memberikan beberapa patah kata untuk menyemangatinya. Hal yang sama yang ia lakukan ketika saya sedang bersedih.

“Hujan masih turun,
Dan awan masih dengan setia kelabu.
Tampaknya juga tidak akan ada cahaya bulan malam ini, apalagi bebintang.
Tapi kuharap hatimu tidak sesendu hujan dan awan di malam ini.
Pun sendu,
Semoga Alloh memberikan kekuatan hati padamu untuk menjalani malam ini.”

“Kau tahu,
Hujan di tengah nyanyian kesenduannya sebenarnya merupakan puisi keberkahan dan hamparan rahmat-Nya.
Tentang nikmat Tuhan yang tiada henti, dan terus tersambung.
Seperti hujan malam ini,
Yang menyambungkan antara kemegahan semesta langit dan kerendahan bumi.
Sungguh luasnya nikmat Tuhan-Mu tidak terkira…
Maka yakinlah dengan segala nikmat-Nya diantara sendu yang kau punya…”

Ya… terkadang memang sendu datang tanpa permisi. Bahkan datang di saat sendu yang lain belum beranjak. Tapi yakinlah, bahwa sendu yang beruntun menerpa kita membuktikan keterpilihan kita sebagai hamba-Nya. Sebab Alloh tidak menimpakan masalah tanpa sebuah musabab, dan semoga ditujukan untuk mengangkat derajat kita sebagai hamba-Nya.

So, my luvly sista, juz remember :

“Kita ini perempuan milik-Nya…
Spesial…
Diturunkan dari lelangit untuk bumi…
Meski mungkin tidak secantik bidadari,
Namun ketabahan kita dalam menghadapi badai hidup membuat bidadari cemburu…
Maka jadilah perempuan yang penuh ketabahan…
Biar Tuhan tetap jadikanmu perempuan spesial…
Dan bidadari tetap cemburu padamu…”

(All poetry are written at halte komdak, 19.00. Selasa, 13 Januari 2009)
-dedicated to my lovely sista azz, I love U-

Rekam Jejak Perjalanan ke Lampung I

Perjalanan Pertama 11-14 Desember 2009

Perjalanan saya pertama kali ke Lampung untuk menemani ibu baik hati berkampanye di Lampung.

Sebagai peneliti politik, perjalanan pertama saya ditujukan untuk mengumpulkan data-data lapangan mengenai keadaan kota dan pemilih Lampung. Secara umum dapat saya simpulkan bahwa mata pencaharian utama penduduk Lampung adalah sebagai petani. Sedangkan karakter pemilih penduduk Lampung merupakan pemilih tradisional.

Sebagai seorang campaign manager, ya… ini merupakan perjalanan yang menyedihkan. Dalam artian, begitu banyak yang mengernyitkan kepala-nya ketika saya diperkenalkan sebagai campaign manager ibu baik hati. May be because I’m look so young. Soalnya, kadang sebelum diperkenalkan selalu dikira anak ibu, atau orang berkomentar “Sekolahnya libur ya?” atau “Baru lulus SMA?” atau “kuliah dimana?” Hehehe, sebenernya seneng banget si, karena saya selalu dikira lebih muda dari umur saya, malah bisa hemat umur 4 tahun. Hanya yang membuat saya sedih adalah orang jadi tidak percaya dengan kemampuan saya, dengan melihat muka saya. Jadinya, saya tidak dapat ikut dalam setiap rapat-rapat struktur.

Sebagai seorang manusia (hihihi, emang peneliti bukan manusia :). Perjalanan kali ini merupakan sebuah pelajaran hidup, tentang cinta Alloh yang tiada berbatas kepada makhluk-Nya. Hati saya juga sangat berbunga-bunga. Wajah saya seringkali senyum-senyum sendiri sambil bersemu merah dan melihat langit sembari berbisik dalam hati “I Love U Alloh, really…” “I Love U so much”

Hihihi, saya jadi tertawa malu sendiri.
Ya… indah sekali rasanya mengungkapkan pernyataan-pernyataan cinta pada-Nya. Saya merasa sangat jatuh cinta pada-Nya (dan semoga untuk saat-saat yang akan datang, juga akan selalu jatuh cinta) dengan semua takdir-takdir indah-Nya, meski terkadang saya juga kebingungan untuk menginterpretasikan hikmah dibalik semua. Tapi yang pasti, saya tahu itu bukti kecintaan-Nya pada saya.

“Tuhan,
Aku tahu dengan pasti,
Cinta-Mu begitu besar padaku
Hingga lautanpun tak mampu menampungnya,
Jika cinta-Mu Kau tumpahkan.
Juga angkasa tak sanggup melukiskan dalam kanvas-Nya,
Bila ingin kulukiskan.
Tuhan,
Akupun mencintai-Mu.
Begitu dalam.
Begitu luas
I Love You, always…”
(ditulis di : Terbang Tinggi Besar, Lampung. 13 Desember 2008)